Jumat, 08 April 2022

Persiapan UHAMKA Menuju Kampus Metaverse

 



Metaverse ialah sebuah istilah yang telah ada dari dulu dan dikenalkan pertama kalinya oleh novel fiksi ilmiah dengan judul Snow Crash. Novel ini dicatat oleh Neil Stephenson pada tahun 1992 dengan jenis dystopian. Novel ini bercerita manusia dicontohkan dalam sebuah Avatar dan dapat berhubungan dan sama-sama berbicara di di dalam ruangan tiga dimensi. Saat ini banyak kampus yang berlomba ke arah kampus metaverse.

Di mana konsep kampus virtual dibikin lebih bagus kembali untuk membuat pendidikan di masa datang tak terbatas ruang dan waktu. Bukan hanya hanya itu, khayalan makin tak terbatas di dunia metaverse. Beberapa negara di dunia juga mulai mempersiapkan diri ke arah kampus metaverse tidak kecuali Indonesia.


Ide Kampus Metaverse

Ide dalam kampus metaverse sendiri yakni mendatangkan pendidikan tinggi ke bentuk metaverse dunia yang didukung oleh Konsep 3D. Beberapa universitas di dunia bahkan juga telah lakukan affiliate dengan CEU University di Spanyol dan Amman University di Arab.


Sementara bila di Indonesia, ide universitas metaverse dikenalkan oleh Kampus UHAMKA. Kampus Muhammadiyah Prof Dr Hamka ini mengenalkan karakter kampus metaverse melalui ide 3D yang mungkin terbatas tetapi ada beberapa karakter matriks yang dibikin sebegitu rupa untuk dipakai di Indonesia.


Ide belajar metaverse di masa datang menurut kampus UHAMKA ialah sebuah proses belajar yang tak terbatas ruangan kelas. Ide ini sendiri telah ada semenjak wabah 2020 lalu di mana pelajar dapat lakukan pertemuan melalui program video virtual hingga walau terbatas ruangan mahasiswa masih tetap dapat tempuh pengajaran. Ini pasti baik sekali untuk lebih memajukan pendidikan di sejumlah daerah ketinggalan di Indonesia misalnya di Indonesia timur . Maka warga perdesaan yang ada di dusun ketinggalan masih tetap dapat menjadi sarjana melalui kampus metaverse.


Seterusnya, ide metaverse untuk kampus lebih tinggalkan kesan-kesan dalam. Karena saat piranti dihidupkan semua hubungan dan gestur dapat dibagi hingga ini akan tingkatkan hasil belajar yang lebih maksimal tanpa tinggalkan kesan-kesan kebersamaan, walau tidak bersama pada sebuah ruang. Ide metaverse ini konsentrasi pada kreativitas individu di mana dapat mengikutsertakan pembuatan content atau kreasi dari beberapa mahasiswa.


UHAMKA bekerja bersama dengan BPTI atau Balai Penelitian Teknologi Informasi untuk mempermudah lakukan riset metaverse. Bahkan juga kampus ini sendiri telah berafiliasi dengan salah satu kampus paling besar di Indonesia untuk memberikan dukungan ada metaverse university. Beberapa bagian telah disiapkan untuk memberikan dukungan mahasiswa ke arah metaverse melalui pengajaran, peningkatan, training, reset, multimedia, program dan database dan ada banyak kembali.


Salah satu argumen kenapa UHAMKA ingin lakukan ini sudah pasti inginkan mahasiswanya jadi pakar virtual reality yang dapat berkompetisi dengan beberapa mahasiswa kelas dunia. Dengan pertama sekali menyiapkan angkatan bangsa yang tahu dengan kerja dunia virtual metaverse sebagai wajah baru untuk masa datang khususnya di dunia pendidikan.

 

Walau metaverse tidak sesimpel di mana anda ketahui dunia digital hanya internet untuk membantu keperluan setiap hari, tidak berarti istilah metaverse ini tidak dapat didalami bahkan juga untuk kelas mahasiswa. Kampus metaverse hadir untuk membuka mata masyarakat lebih luas dalam memahami apa itu metaverse.


Di mana metaverse benar-benar bermanfaat untuk kehidupan masyarakat setiap hari di masa datang, Anda dapat betul-betul hadir melakukan apa yang dapat dikerjakan dunia nyata tetapi berbentuk digital. Karena dalam metaverse, seorang dapat masuk ke dunia virtual dan lakukan beragam jenis hal seperti di dunia nyata tanpa perlu berkunjung ke sebuah tempat.

1 komentar


EmoticonEmoticon